Salah satu misi pengembangan kampus dental agromedis FKG Universitas Jember adalah untuk “Mengembangkan sistem pengelolaan lembaga yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil, berbasis Teknologi Informasi.” Berbagai usaha dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Tak terkecuali mengembangkan suasana pembelajaran yang kondusif serta membangun relasi antara sivitas akademika yang sehat dan positif, terbebas dari budaya kekerasan seksual ataupun bullying (perundungan).
Komitmen tersebut ditujukkan dengan menggelar Sosialisasi Kekerasan Seksual dan Perundungan (Bullying) dalam Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2024 di Gedung Serba Guna FKG Universitas Jember. Acara dihadiri segenap dosen, baik pengajar di Prodi Kedokteran Gigi maupun Prodi Pendidikan Profesi Dokter Gigi. Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Jember, Dr. Fanny Tanuwijaya, S.H., M.H. hadir secara langsung untuk memberikan pembekalan.
Pada kesempatan tersebut Tim satgas PPKS menjelaskan berbagai jenis dan bentuk kekerasan seksual yang mungkin terjadi, termasuk di lingkungan pendidikan tinggi. Pemateri juga mendorong sivitas akademika bisa membedakan antara bercanda dan bullying atau perundungan. Canda dan tawa bisa menjadi interaksi yang saling merekatkan antar individu. Bercanda adalah suasana yang menyenangkan, dinikmati bersama serta tidak menyakiti hati salah satu pihak. Namun candaan bisa dianggap perundungan jika hal tersebut dilakukan pada seseorang atau sekolompok orang secara agresif, diniatkan untuk menyakiti, serta dilakukan secara berulang bahkan saat “korban” ingin “candaan” tersebut dihentikan.
Kegiatan berlangsung interaktif dengan adanya tanya jawab antara Satgas PPKS dan dosen sebagai audiens. Dekan FKG menyampaikan, “Kami menyambut baik kehadiran Satgas PPKS UNEJ di kampus FKG. Hal ini akan memberi asupan wawasan bagi sivitas akademik dalam melakukan proses pembelajaran.” drg. Dwi Kartika Apriyono, M. Kes., SP. OF. (K). melanjutkan, “Terutama karena di FKG bukan hanya ada interaksi internal, namun juga ada interaksi sosial dengan masyarakat yang mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan perawatan yang dilakukan oleh mahasiswa koas.” (agp)