Jalan Kalimantan No. 37
Kampus Tegalboto, Jember
Hubungi Kami
+(0331) 333536

FKG UNEJ Laksanakan Perawatan TAF Gratis di Tiga Ponpes

Memanfaatkan momen memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Dunia atau World Oral Health Day (WOHD) tahun 2024, FKG Universitas Jember melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di tiga Pondok Pesantren pada hari sabtu,  27 April 2024. Kegiatan dilaksanakan di tiga titik sekaligus secara bersamaan, yakni di Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlus Shalihin di Kecamatan Patrang, Pondok Pesantren Miftahul Ulum di Kecamatan Kaliwates dan Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel Kecamatan Sumbersari. Ketiganya berada di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Tim Pengabdian pada Masyarakat ini berkekuatan 53 orang dosen / dokter gigi dari FKG Universitas Jember. Tim melakukan kegiatan School Health Program atau Program Kesehatan Sekolah dalam bentuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Di ketiga pondok pesantren tersebut, tim melaksanakan penyuluhan dengan mengajarkan cara menggosok gigi dengan benar dua kali sehari. Tim juga melaksanakan kegiatan senam gosok gigi bersama para santri dan melaksanakan praktek sikat gigi bersama.

Kegiatan ini diakhiri dengan perawatan gigi pada para siswa / santri dalam bentuk pemberian Topical Application Fluoride (TAF). TAF adalah teknik sederhana untuk aplikasi larutan fluoride. Perawatan ini sangat dianjurkan untuk anak-anak yang baru saja erupsi di dalam mulut untuk memperkuat lapisan email gigi. TAF adalah salah satu teknik yang paling efektif dalam mencegah karies gigi.

Ketua Panitia Pelaksana kegiatan, drg. Zahara Meilawaty, M. Kes., menyampaikan,”Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara FKG dan RSGM Pendidikan Universitas Jember yang didukung oleh PT. Unilever Indonesia.” Lebih lanjut drg. Meila menyampaikan,”Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini diharapkan dapat berkontribusi atas usaha memperbaiki kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.” 

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Riskesdas 2018 juga memperlihatkan prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi yaitu sekitar 93%, artinya hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies gigi. Padahal Federation Dental International (FDI) dan WHO menargetkan anak usia 5 sampai 6 tahun setidaknya 50% harus bebas dari karies gigi di setiap negara.  (agp)

AboutAdmin