Beribadah Ritual & Sosial sebagai Bekal Kebahagian Hidup

“Alhamdulillah kita dapat bertemu kembali di masjid ini untuk melaksanakan halal bi halal sebagai bagian ibadah Hablum min An Naas” Demikian sambutan Dekan saat membuka pengajian dalam rangka Halal bi halal Sivitas Akademika FKG yang dilaksanakan di masjid Ar Rayyan FKG Universitas Jember pada 11 Mei 2022 yang bertepatan dengan 10 Syawal 1443 H.

drg. R. Rahardyan Parnaadji, M. Kes. Sp. Pros. melanjutkan,”Pada kesempatan ini kami menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan. Kami juga mohon maaf seandainya ada  keputusan pimpinan yang bisa jadi tidak bisa memuaskan semua pihak.” Pada kesempatan tersebut Dekan juga mengajak segenap sivitas akademik FKG untuk mempertahankan segala pencapaian ibadah di bulan ramadhan agar terus diistiqomahkan.

Acara Halal bi Halal dihadiri oleh unsur Pimpinan FKG dan RSGM Universitas Jember serta para dosen dan tenaga kependidikan. Pada kesempatan tersebut hadir sebagai penceramah Ust. Ahmad Nafi’, S. TP., MP. Mubaligh yang akrab dipanggi Gus Nafi’ ini menyampaikan,” Manusia yang terlahir pasti akan dibangkitkan lagi di akhirat. Sesungguhnya 1 hari kehidupan akhirat setara dengan 1.000 tahun kehidupan dunia. Maka jika ada manusia hidup hingga usia 80 tahun sesungguhnya hanya setara 2 jam kehidupan akhirat. Untuk itu hidup yang sebentar ini harus dioptimalkan untuk beribadah guna mencari bekal kehidupan akhirat yang abadi.”

Pengasuh Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel Jember ini mengingatkan jamaah peserta pengajian bahwa ibadah hendaknya tidak dipahami sebagai kegiatan ritual belaka, seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Sesungguhnya pengertian ibadah meliputi ibadah ritual dan sosial. Adapun Ibadah ritual hanya menempati porsi kurang lebih 10% dalam agama islam, sisanya berbentuk ibadah sosial. Bahkan ciri-ciri orang bertaqwa, sebagai tujuan ibadah puasa ramadhan, didominasi oleh aktivitas ibadah sosial atau Hablum min An Naas.

Beliaupun mengutip QS. Al Imran 133-136 yang menyebutkan ciri – ciri orang bertaqwa, yakni : Pertama orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, Kedua orang-orang yang menahan amarahnya. Ketiga  orang yang mema’afkan (kesalahan) orang lain serta Keempat, orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, ia segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.

Bagi orang – orang bertaqwa ini akan diberikan balasan berupa ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Wallahu a’alam bi Ashowab. (agp)